Sabtu, 17 Juni 2017

cetak datar, cetak tinggi, cetak saring
dan cetak cukil kayu


Teknik cetak merupakan bagian dari seni rupa yang sering disebut sebagai seni grafis. Terdapat beberapa teknik cetak manual dalam seni grafis, antara lain teknik cetak tinggi atau teknik cukil, teknik intaglio, teknik etsa, teknik cetak saring atau disebut pula teknik sablon. Cetak tinggi bukan merupakan seni yang otentik, karena sifatnya yang reproduktif, yaitu dapat dicetak berulang kali. Hal yang otentik hanya terletak pada acuan cetaknya. Namun hasil cetaknya dianggap sebagai karya seni yang orisinil, bukan merupakan salinan. Teknik cukil ini dapat menampilkan ekspresi dari senimannya. Cetak tinggi sendiri dikenal dengan beberapa variasi, antara lain cukil pada permukaan kayu (woodcut), cukil pada permukaan linoleum(linocut) dan cukil pada permukaan logam (metalcut). Cetak tinggi ini banyak diaplikasikan karena hasil cetaknya jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan karya lukisan.
Di Indonesia, seni cukil dikenal sejak masa perjuangan. Media cukil kayu menjadi pilihan utama dalam memproduksi poster-poster perjuangan dan selebaran propaganda. Sampai saat ini di Indonesia, teknik cetak tinggi atau cukil merupakan seni grafis yang paling popular. Teknik ini mendominasi munculnya teknik-teknik lain. Walaupun teknik cetak pada saat ini telah maju karena didukung oleh teknologi yang canggih, namun teknik cetak tinggi atau cukil masih digunakan dan digemari oleh sebagian seniman karena efek estetiknya memiliki ciri khas yang tidak dapat dicapai melalui teknologi canggih. Teknik cetak ini dapat bernilai ekonomis dalam kondisi tidak tersedianya peralatan canggih, dapat diterapkan untuk kebutuhan melipatgandakan suatu image yang bersifat komersial.
Cetak tinggi atau cukil memang merupakan teknik cetak yang paling sederhana dan relatif mudah dilakukan dibandingkan dengan teknik-teknik cetak (seni grafis) yang lain, seperti cetak dalam atau cetak datar, karena tidak membutuhkan peralatan studio yang lengkap. Material atau bidang yang dicukil mudah didapatkan, misalnya papan kayu, hardboard, karet vinyl, dan sejenisnya. Alat-alat dan tinta cetak juga mudah didapatkan, studio untuk mengerjakan tidak memerlukan ruang yang luas. Produk cetaknya tidak kalah bernilai dengan produk cetak yang menggunakan media lain maupun produk seni lukis. Melalui cetak tinggi, dengan leluasa dapat melakukan eksperimen visual, dengan menerapkan teknik cukil pada permukaan acuan cetak, sambil memanfaatkan tinta-tinta warna yang beraneka ragam. Melaui teknik cukil sebagai media yang mendorong untuk bereksperimen dengan teknik-teknik dan kemungkinan berekspresi dengan bentuk estetik sendiri. Teknik cetak tinggi pada dasarnya digunakan untuk mereproduksi sebuah gambar dengan citra yang sama dalam jumlah yang banyak.
Cetak tinggi atau relief print adalah salah satu dari beberapa macam teknik cetak yang memiliki acuan permukaan timbul atau meninggi, dimana permukaan timbul tersebut berfungsi sebagai penghantar tinta. Bagian yang dasar atau permukaan yang tidak timbul merupakan bagian yang tidak akan terkena tinta atau disebut bagian negatif, sedangkan bagian yang kena tinta disebut bagian positif. Untuk memperoleh acuan cetak yang timbul dapat dilakukan dengan cara menghilangkan bagian-bagian yang tidak diperlukan menghantarkan tinta, sehingga tinggal bagian-bagian yang memang berfungsi sebagai penghantar warna atau tinta. Salah satu sifat cetak tinggi adalah apabila acuan cetaknya diamati, maka permukaannya acuan akan tampak sebagai permukaan yang berukir atau berelief. Oleh karena itu cetak tinggi disebut pula sebagai cetak relief atau relief print.
Teknik cukil kayu (woodcut) adalah teknik seni grafis yang paling awal, dan merupakan satu-satunya yang dipakai secara tradisional di Asia Timur. Seni cukil kayu disebut juga dengan istilah xilografi (xylography). Teknik cetak tinggi atau cukil ini menghasilkan gambar maupun tulisan melalui proses pencetakan dengan menggunakan permukaan lembar kayu, linoleum,hardboard atau karet vinyl yang dipahat atau dicukil sebagai acuan cetak atau plat. Bagian yang bukan merupakan gambar atau tidak dicetak selanjutnya dicukil, sedangkan bagian gambar atau yang tidak dicukil akan tetap sejajar dengan permukaan plat. Kemudian plat tersebut dibubuhi cat atau pewarna, setelah itu plat dicetak ke kertas dengan cara digosok, dengan bantuan sendok atau alat press. Apabila ingin menggunakan kombinasi beberapa warna, maka kita harus menggunakan acuan cetak atau plat yang berbeda bagi setiap warna yang digunakan.

v  Cetak Datar (planografi print)

Yakni seni cetak yang proses pembuatan cetakan (klise) hampir sama dengan seni cetak dalam, contoh seni cetak photo copy atau seni cetak yang mengunakan media scener.
Contoh yang sederhana adalah cetak agar-agar:
Media: agar-agar, air, lem arab, gula pasir, dan glaserin, seng tempat untuk menuangkan, kompor, kertas gambar, tinta.


Urutan kegiatan sebagai berikut:
1.             Membuat adonan acuan dengan menggunakan agar-agar, yakni, rendam agar-agar dengan air dingin selama 5 menit. Kemudian agar-agar dimasukkan ke dalam air mendidih sehingga menjadi cairan. Masukkan lem arab, glaserin, seperlunya kemudian aduk sampai merata. Selanjutnya dituang ke dalam seng sampai penuh rata dan membeku.
2.             Membuat gambar pada kertas dengan tinta 
3.             Letakkan kertas itu pada permukaan agar-agar yang disiapkan terlebih dahulu. Permukaan kertas bergambar berada dibawah menempel pada agar-agar. Tekanlah kertas itu samapi rata pada agar-agar, lalu angkatlah dengan hati-hati. Gambar tadi menempel pada permukaan agar-agar. Jika kemudian kertas kosong diletakkan pada agar-agar itu ditekan sampai rata, lalu diangkat, gambar akan tercetak pada kertas itu.
Sekarang hampir semua percetakan menggunakan mesin cetak ofset yang berdasar pada proses cetak rata/ datar. Acuannya disebut pelat. Bagian yang menghasilkan gambar mampu menangkap tinta, tetapi menolak air. Sebaliknya bagian pelatnya menolak tinta, tetapi menarik air. Tinta yang dioleskan pada pelat itu dicampur air menurut perbandingan tertentu. Jika tinta dioleskan pada pelat, hanya bagian yang akan menghsilkan gambar saja yang akan menerima tinta, selanjutnya pindah pada kertas yang dicetak. Cetak datar yang sederhana dapat menggunakan air. Disini dikatakan datar karena menggunakan air sebagai cetakan yang mempunyai permukaan datar.
Media: air satu ember, kertas gambar yang lebih lebar, cat, kain lap, tempat cat, kuas dan koran bekas untuk alas.
Teknik pembuatan:
Ø  Air di tuangkan cat beraneka warna, kemudian di tiup untuk mendafatkan gambar yang di inginkan
Ø  Letakkan kertas diatas air  yang telah digambari
Ø  Kertas ditekan sambil diratakan,
Ø  Angkat kertas dari air

v  Cetak Tinggi (alto relief print)

Cetak Tinggi (alto relief print) Yakni seni cetak yang mana bagian-bagiannya timbul, apabila diberi tinta dan diletakkan path permukaan kertas (bidang datar) akan meninggalkan bekas yang sesuai dengan bagian yang timbul path cetakan (klise). Proses cetak tinggi menggunakan klise/ acuan/ alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol atu akan menerima tinta. Jika klise/ alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas.
Contoh cetak tinggi yang sederhana ialah: stempel, jari, uang logam, potongan pelepah pisang, tutup botol, kulit kacang, buah-buahan, rol tissu dan benang ditempel, cukilan ubi/ wortel, dan sebagainya.
Pembuatan klise untuk cetak tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan guntingan gambar, dan selanjutnya dapat untuk mencetak, contohnya media berupa: guntingan gambar, papan/ karet (linolium)/ ubi, cat poster/ pewarna kue, pensil, kuas atau pencukil, dan kertas gambar.
Cara pembuatan:
a.       Gambar ditempelkan pada papan atau karet atau ubi
b.      Pola ditoreh/ dicukil dengan pisau/ alat pencukil
c.       Klise/ alat cetak selesai
d.      Klise/ alat cetak dioles dengan tinta
e.       Cetakan ke atas kertas gambar
f.       Jadilah gambar cetakan
v  Cetak Saring
Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasar Nylon atau sutra (silk screen). Layar ini kemudian diberi pola yang berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya di kertas hvs atau kalkir. Kain ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar. Setelah diberi fotoresis dan disinari, maka harus disiram air agar pola terlihat lalu akan terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui tinta dan tidak.
Proses pengerjaannya adalah dengan menuangkan tinta di atas layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari karet. Satu layar digunakan untuk satu warna. Sedangkan untuk membuat beberapa warna dalam satu desain harus menggunakan suatu alat agar presisi. Cetak saring ini sering disebut Sablon. Biasanya digunakan untuk mencetak gambar di dimensi datar seperti kain. Teknik sablon sering digunakan di konveksi.
v  Cetak Kayu (Wood Cut )
Cukilan kayu, mungkin adalah yang paling tertua dalam cara-cara mencetak relief. Itu semua dipersiapkan oleh ahli -ahli pencukil yang digunakan untuk mencetak manuscript jauh sebelum Johan Gutenberg menemukan mesin cetak yang berkembang sekarang itu. Ada beberapa keterangan tentang penggunaan cukilan kayu untuk tekstil halus pada abad ke tujuh. Cukilan kayu yang pertama ini biasanya dihasilkan gambar -gambar bergaris yang palsu dari
permainan warna dalam mencetak. Menurut pengalaman mencetak cukilan kayu dapat diberikan kepada anakanak kecil dengan mempergunakan klemer kayu, sekeping kayu yang berserabut dan kayu-kayu pinus dengan berbagai ukuran. Ini akan memakan waktu yang panjang untuk mencapai kepada tingkatan mencetak sesungguhnya.
Disain dapat dilakukan dengan memotong atau mincukil kayu tersebut dengan pisau, gergaji, kikir yg berbentuk bulat ataupun segitiga ataupun dengan memberi lubang dan menyatukan melalui lubang tersebut. Sebelum dipakai untuk mencetak lebih baik dicelupkan dahulu kedalam air sebentar; kalau tidak ia akan banyak mencerap, biarpun dicelupkan kedalam tinta atau cat ia akan menghasilkan cetakan yang 1emah atau tipis. Klise ditinta seperti halnya mencetak relief lainnya. Serat dari pada kayu mempunyai peranan yang berpengaruh pada hasil cetakan. Meskipun mencukil kayu (woodcut) itu lebih mudah, tetapi mencukilnya menghasilkan kekuatan dan mempunyai efek-efek yang menarik dan pemeliharaan tertentu. Kayu-kayu yang agak lunak seperti jati, pinus dapat digunakan untuk garis-garis halus dan mempunyai bermacam-macam tekstur, yang dapat dibuat atasnya dengan jalan menghaluskan dan menggores permukaannya. Mahasiswa di ajak untuk bereksperimen dengan pisau, tatah, alat cukil U dan V, untuk mengenal sendiri bagaimana efek setiap alat cukil itu, mereka akan memahami lebih baik bagaimana hubungannya dengan bahan. Siswa diajak bereksperimen dalam mencari oara-cara mencetak yang banyak ragamnya itu. Mereka diberi kesempatan untuk membuat garis hitam, putih, dan pengulangan cetak; menggunakan. Beberapa block dengan bermacam-macam ukuran, bentuk dan tekstur untuk mencapai efek warna yang banyak dengan menggunakan block yang sama dengan warna-warna yang berbeda. Kertas yang akan dicetak dapat diberikan bermacam-macam dasar background yang dilakukan keatasnya.
Block kayu mempunyai ciri kekhususannya seperti yang dilakukan di Jepang dalam membuat cetak berwarna dari satu block klise. Variasi warna ditorehkan dengan kwas diatas daerah-daerah klise block dan dicetak seperti cetak warna tunggal. Para siswa dapat mencoba cetak berwarna dengan menggunakan beberapa block untuk tiap warna. Mereka mulai dengan dua block berwarna, mempersiapkan pada proses yang lebih lengkap sampai mereka mahir dan menguasai tehnik cetak multicolor.



Daftar Pustaka:
Ifath. 2014. Seni Rupa dan Perkembangannya. Diakses pada tanggal 19 April 2017. Dalam http://senirupapgpaud.blogspot.co.id/2014/10/cetak-datar-planografi-print.html
Ifath. 2014. Seni Rupa dan Perkembangannya. Diakses pada tanggal 19 April 2017. Dalam http://senirupapgpaud.blogspot.co.id/2014/10/cetak-tinggi-alto-relief-print.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBELAJARAN DI KELAS A.     Pengertin Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber b...